KELUHKU
Yahhhhh,,,,fix aku dalam keadaan bingung sekarang. Aku bingung mau curhat dengan siapa, kecuali dengan menulis dan berkeluh kesah dengan Alloh SWT. Lama2 ini akan menjadi konflik untuk kita berdua, ya aku dan sahabatku. Hal yang selama ini aku takutkan jangan sampai itu terjadi. Di masa seperti ini membuatku sedikit merinding dibuatnya. Saat aku ingin berkeluh kesah tanpa membuatnya sedikit merasa tersaingi justru aku di acuhkan olehnya. Sekarang adalah saat di mana aku dan sahabatku sedang sibuk sendiri-sendiri untuk berusaha lulus bahkan wisuda tahun ini. Kita memang dari angkatan yang sama, bahkan umur kita tak jauh berbeda hanya selisih beberapa bulan, selain itu kami memiliki sifat yang hampir mirip. Di situlah kami banyak kesamaan yang membuat kami menjadi dekat dan saling memiliki satu sama lain. Hal terindah yang memang tidak bisa dilupakan adalah saat dia datang ke rumah aku untuk acara ibu pulang naik haji. Bahkan akupun heran bagaimana itu bisa terjadi, sampai-sampai aku mengajaknya ke rumah untuk ikut acara yang notabennya adalah acara dengan keluarga besarku. Dia pun juga heran sampai aku bisa mengajaknya. Mungkin itu karena aku menganggapnya buka lagi hanya seorang sahabat tapu dia keluarga, dia saudaraku. Aku sering merasa geram juga dibuatnya. Apalagi saat masa-masa ini, aku sebenarnya ingin bercerita mengenai hal yang aku pusingkan saat ini, yaitu mengenai tugas akhirku yang memang sangat membuatku ingin lari untuk menghindar dari kenyataan bahwa aku sudah muak dan bosan dengan tugasku, “Aku butuh cerita titik”. Tapi, akupun tidak tau mengapa dia sangat sulit sekali untuk aku ajak bicara mengenai hal tersebut. Tugas akhir jadinya adalah sebuah momok di mana aku dan dia seperti orang tak saling mengenal untuk membahas hal satu ini. Itu seperti urusan masing-masing. Takut sekali aku kalau ini membuatnya merasa tersaingi. Padahal aku tidak merasa akan menyainginya, dia adalah semangatku untuk segera menyelesaikan tugas ini, aku menganggapnya kalau tugas akhir ini sebuah tantangan di mana aku terus berpikir bahwa “Sahabat aku saja sudah sampai situ, masa aku nggak bisa.” Begitu juga sebaliknya, hal ingin sekali aku lakukan agar kita bisa menjadi orang yang saling mendukung satu sama lain. Mungkin aku harus menahan apa yang aku rasakan sekarang untuk dicelotehkan kepadanya sampai batas waktu yang tidak bisa aku perkirakan.
Pesan untuk sahabatku,
“Aku sama sekali tidak menginginkan kita menjadi pesaing satu sama lain, yang ada dengan kita saling bercerita aku berharap kita akan saling memotivasi agar lebih maju lagi dan kita bisa lulus bareng bahkan wisuda bareng. Tapi, aku ingin kita melewati proses ini sama-sama.”