Jumat, 19 Februari 2016

Persimpangan Jalan

Kebumen, 19 Februari 2016

Waktu yang lama aku tidak mengutak atik blog ini, ternyata waktu mengatakan satu tahun bergulir. Sekarang aku memang membutuhkannya, bukan karena aku tak memiliki teman, sahabat, keluarga, karena aku malu untuk memulai obrolan dengan mereka. Bingung memulai dari mana, cukup banyak dan komplek dari apa yang aku rasakan sekarang. Dan pasti mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masingnya. And then I’ll come back on this site, and I’ll write anything I feel. This site makes me feel free to talk anything I want to talk and I want to write. May be some day I’ll make the books this wrote. I hope so.. J

Jalan Persimpangan yang Membuatku Berhenti Sejenak



Langkah aku tiba-tiba berhenti dipersimpangan jalan. Ada dua jalan bercabang dihadapanku. Lalu, aku berpikir keras jalan mana yang akan aku inginkan. Ke kanan ke dalam mimpi-mimpiku, ke kiri ke mimpi-mimpi orang tua. Waktu ini akan terus berjalan. Ujung kedua jalanpun ta dapat tersirat akan seperti apa. Mungkin aku harus menunggu dari malam hingga ke siang, agar matahari dapat memberikan penerangan sekelebat ujung kedua jalan. Aku terus tertegun diantara kedua jalan itu. Belum dapat terselesaikan oleh diriku. Aku terus berpikir keras, jalan mana akan tujuanNya yang diarahkan kepadaku. Secara garis besar aku memang menunggunya. Tapi, itu akan lebih membuang waktuku lebih lama. Apakah aku harus menelusuri salah satunya dan mengambil keputusan akan jalan yang akan aku tempuh? Ataukah aku harus mencoba seluruh jalan. Jika sudah sampai di salah satu ujung jalan, aku berbalik arah dan mencoba jalan yang satu.
Jalan itu memang benar-benar membuatku pusing dengan latar belakang jalan yang sudah aku tempuh sebelum menemukan mereka. Latar belakang kemarin saja membuat saya sedikit berhenti untuk meneruskan separuh jalan ini hingga aku menemukan jalan bercabang itu. Selayaknya orang yang sedang dilema akan kefatamorganaan, yang semua akan tampak nyata jika tidak digapai. Keputusan yang sulit benar akan hal itu. Diam, berpikir, berdoa, tapi aku masih diam, aku takut untuk memikirkan tujuanku akan mengarah ke mana. Takut, cemas, gelisah, mungkin itu yang akan aku alami selama menusuri salah satu jalan itu. Ya Alloh, jika aku diam tak ada tujuan hancurlah aku, aku ingin Engkau menguatkanku, untuk memilih jalan mana yang berani aku ambil.
Beri aku sedikit sinarMu, untuk menerangi langkah ku selanjutnya. Jangan buat aku berhenti tanpa makna dengan waktu yang cukup lama. Aku ingin membahagiakannya. Tapi tolong mereka juga harus membahagiakan aku, aku ingin bahagia. Bukan hanya sekedar materi yang akan aku dapatkan. Aku ingin perjalananku menemui sebuah jembatan. Dimana aku dapat berpikir bahwa ada penghubung yang erat antara kedua jalan. Sehingga aku tidak harus berbalik arah mengambil jalan satunya. Beri aku keyakinan akan semua mimpi-mimpiku.
Aku ingin berbalik arah menusuri jalan sebelumnya, tapi itu sangat tidak mungkin, karena akan menghabiskan waktuku tanpa guna. Aku ingin terbang melihat ujung jalan yang akan aku tempuh. Aku ingin terbang, tanpa harus melewati dan memilih salah satu jalan itu. Aku ingin terbang menuju impianku, aku ingin terbang. Beri aku sayap agarku dapat terbang. Dengan itu aku dapat melihat seluruh keagungan yang Kau lukiskan untuk kami. Agar aku bisa menerima segala yang akan Kau berikan kepadaku. Kesabaran ini tidak akan terkalahkan oleh apapun. Karena akupun percaya di semua ujungnya adalah pertemuanku denganMu. Tapi langkah apa yang akan aku tempuh?akupun belum bisa menjawabnya. Pada akhirnya aku memutuskan untuk waktu yang menjawab akan langkahku.